Saturday, February 9, 2013

Rahasia dan trik ekstrim wawancara kerja

Rahasia dan trik ekstrim wawancara kerja 9.4 out of 10 based on from 43.222 ratings. 1 user
Ekstrim yang saya maksud...adalah cara yang harus anda lakukan untuk mendapat nilai tambah
dari pegawai kantor dan pewawancara. Hal-hal berikut ini sangat jarang dilakukan oleh pelamar
kerja. Walaupun beberapa diantaranya juga biasa anda lakukan. Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin ada baiknya
anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini. Lakukan hal-hal berikut:
1. Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara,
2. Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian
yang bersifat formal, bersih dan rapi. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin akan diajukan pewawancara.
3. Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan
di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara).
4. Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah. Jika harus mengisi formulir, isilah
dengan lengkap dan rapi.
5. Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat
tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
6. Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan
seimbang. Persiapkan surat lamaran dan CV anda. Ingat dengan baik nama pewawancara.
7. Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Tetap fokus pada pertanyaan
yang diajukan pewawancara. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang
dilamar dan pada perusahaan.
8. Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul kecuali anda diwawancarai untuk mampu
menggunakan bahasa tersebut.
9. Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih. Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi.
10. Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda .
11. Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara. Ajukan beberapa
pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum.
12. Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.
13. Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.
14. Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan
kepada anda.

HAL-HAL BERIKUT HARUS ANDA PERHATIKAN :

1. Jangan Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin. Melatih diri
untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara. Berpakaian rapi dan
sopan sesuai standart ketimuran dan jangan berlebihan/mencolok.
2. Jangan Datang terlambat (paling lambat 15 menit sebelum dimulai harus sudah datang/siap).
Membawa surat lamaran dan CV dalam map yang rapi dan disusun yang benar agar bila
ditanyakan anda mudah mengambilnya/tidak gugup dan berantakan.
3. Jangan menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara.Menjabat tangan
pewawancara dengan tegas namun sopan (jangan lemas dan gemetar).
4. Jangan Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara. Jangan duduk selonjor
atau bersandar. Jangan berbicara terlalu keras atau terlalu lembut.
5. Jangan Membuat lelucon/ berusaha melucu. Jangan menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau
“tidak” atau “tidak tahu” atau “entahlah”. Jangan terlalu lama berpikir setiap kali menjawab.
6. Jangan sekali-kali mengalihkan topic pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan
pekerjaan.
7. Jangan menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama (jangan
menjelek-jelekkan tempat kerja yang lama). Jangan memberikan jawab palsu, berbohong atau
memanipulasi data.
8. Jangan menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda
belum tahu kemungkinan anda akan diterima atau tidak. Jangan memperlihatkan rasa putus asa
anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melakukan
apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut.
9. Jangan membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri.
10. Jangan mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial.
11. Jangan menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara (sebaiknya hand
phone dimatikan sewaktu wawancara).
12. Jangan sampai salah menyebut nama pewawancara (sebaiknya hafalkan nama beliau).
13. Harus mengajukan pertanyaan pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya.
14. Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara

Follow-Up Interview
Ada baiknya setelah interview, Anda membiasakan diri untuk segera membuat surat ucapan
terima kasih. Cara seperti ini akan membuat Anda lebih menonjol daripada kandidat-kandidat lain yang
telah diinterview. Sebab, tidak banyak orang yang mau berepot-repot membuat surat untuk mengucapkan
terima kasih. Atau bisa juga mereka merasa sungkan atau janggal melakukan ini.
Yang perlu disampaikan dalam surat ini, pertama, tentunya Anda berterimakasih kepada orang-orang yang meluangkan waktunya untuk mewawancarai Anda. Selain itu, secara singkat Anda ingatkan
kembali kemampuan Anda yang bisa menjawab kebutuhan perusahaan atau yang bisa memberi kontribusi
bagi perusahaan. Anda juga bisa memberi info tambahan yang belum Anda sampaikan dalam interview,
atau solusi untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan.




Apa Yang Anda Ketahui Tentang Perusahaan Kami?

Jika Anda tidak bisa menjawab pertanyaan ini, Anda sebenarnya belum siap menghadapi

wawancara kerja. Demi kebaikan Anda sendiri, carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang

Perusahaan/ organisasi yang akan Anda datangi untuk wawancara kerja. Yang perlu Anda ingat, dalam

wawancara nanti, Anda harus bisa mempertimbangkan dengan bijak informasi mana yang perlu Anda

ungkapkan dan mana yang Anda simpan sendiri. Jika Anda mengetahui keburukan-keburukan perusahaan

itu, tidak perlu Anda katakan di sini. Misalnya pada wawancara kerja untuk sebuah stasiun televisi, Anda

tidak perlu mengatakan tentang rendahnya kualitas program untuk anak-anak di stasiun televisi tersebut

saat ini.

Jawaban yang Anda berikan bisa tentang ringkasan profil perusahaan yang menunjukkan bahwa Anda

tahu bidang yang dijalankan, serta besarnya perusahaan/organisasi itu.




Dear or Sir Madam … Itu Biasa!

Surat lamaran kerja Anda sebaiknya ditujukan kepada orang yang akan membaca surat itu. Oleh

karena itu nama orang tersebut harus dicantumkan. Cara seperti ini akan membuat surat Anda berbeda

dengan setumpuk surat lainnya, sehingga ada kemungkinan mendapat perhatian khusus. Selain itu, dengan

mencatumkan nama orang yang Anda tuju pada surat lamaran, Anda menunjukkan kepada pembuat

keputusan bahwa Anda punya inisiatif dan motivasi yang kuat untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Mengapa demikian? Karena untuk mendapatkan nama itu, Anda mungkin harus berusaha misalnya

mencari melalui internet, menelepon perusahaan tersebut, datang ke perusahaan untuk melihat di laporan

tahunannya atau usaha-usaha kreatif lainnya.

Karena itu, sebisa mungkin hindari “Dear Sir or Madam” atau “Yth. HRD” dan hal semacam ini.

Kata-kata ini kesannya biasa, sementara untuk bersaing dengan ratusan pelamar, surat lamaran Anda harus

luar biasa agar menonjol dari yang lain.




Alasan Meninggalkan Pekerjaan

Saat ini masih ada orang yang berpikiran bahwa yang normal adalah bekerja di satu tempat

sampai pensiun tiba. Mungkin pola pikir ini peninggalan jaman dulu ketika sekali seseorang bekerja

sebuah perusahaan, berarti ia bisa bekerja di sana selamanya. Pada masa itu, berganti-ganti pekerjaan,

seperti yang sering dilakukan sekarang, dianggap tidak baik karena menandakan ketidakloyalan.

Meskipun jaman sudah berganti, kenyataannya masih ada orang yang berpandangan seperti ini.

Karena itu, sebaiknya jika Anda sering berganti-ganti pekerjaan, surat lamaran kerja dan CV Anda tidak

perlu mencantumkan alasan meninggalkan pekerjaan yang terdahulu. Ingat, Andalah yang memegang

kendali, bukan calon atasan Anda. Lagipula, sebenarnya hanya ada empat alasan dasar mengapa orang

ingin pindah kerja: prospek yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, mutasi, atau PHK. Yang manapun

alasan Anda, Anda tetap akan dipandang sebagai pekerja yang berisiko bagi perusahaan. Karena itu, lebih

baik Anda menerangkan hal semacam ini saat wawancara kerja, itupun kalau Anda ditanya.




Hilangkan Informasi Negatif dalam CV Anda

CV Anda adalah brosur yang berisi profil Anda, bukan otobiografi Anda. Pernahkah Anda

membaca brosur sebuah produk yang mencantumkan kelebihan dan kekurangan produk tersebut? Nah,

sama halnya dengan brosur produk, CV Anda harus menunjukkan Anda layak dipertimbangkan. Tidak

lebih, tidak kurang.

Tidak ada aturan pasti mengenai jumlah halaman. Tetapi biasanya minimal satu halaman kalau

Anda seorang Senior Executive, dua halaman jikabukan. Sebaiknya, CV Anda tidak lebih dari empat

halaman.

CV sering digunakan sebagai panduan wawancara. Kegunaan ini sering tidak dihiraukan atau

diremehkan oleh pelamar. Apabila CV menunjukkan kegagalan studi Anda, itulah yang akan dibicarakan

saat wawancara. Karena itu, sebaiknya Anda hanya mencantumkan informasi positif, Jangan yang negatif.

Andalah yang memegang kendali atas isi CV Anda. Jadi Anda bebas menghilangkan beberapa informasi.

Yang mana yang Anda hilangkan? Yang pasti hilangkan informasi negatif. Informasi negatif hanya cocok

diungkapkan saat wawancara ketika Anda mempunyai kesempatan untuk memberi penjelasan. Misalnya,

Anda dipecat lima tahun yang lalu karena Anda tidak setuju dengan atasan Anda, tetapi Anda memiliki

karir yang sukses setelah itu, maka Anda tidak harus mencantumkan riwayat pemutusan kerja tersebut

dalam CV Anda.




Tampilkan CV yang Menarik

Kadangkala CV yang tampilan isinya mendekati garis tepi kertas terlihat sesak. Mungkin saja

isinya bagus, tapi penampilannya tidak menarik. Di restoran yang bergengsi, makanan ditata dengan

menarik untuk mencerminkan kelezatan rasanya. CV pun harus diatur dengan prinsip yang sama –

tampilannya harus semenarik mungkin.

Kelihatannya memang tidak masuk akal bila seorang perekrut menilai Anda dari tampilan CV

Anda dan bukan isinya. Isi CV tetap merupakan aspek terpenting, tapi aspek lainnya juga harus

diperhatikan. Misalnya, ketika perekrut dihadapkan dengan enam atau tujuh ratus CV, dan setelah sekitar

satu jam ia berkutat dengan CV yang kacau-balau dan tampilannya tidak menarik, pastilah godaan untuk

menyingkirkan CV tersebut sangat besar. Untuk apa menghabiskan waktu membaca CV yang semacam

itu bila CV berikutnya tampak jauh lebih menarik?

Jangan biarkan jerih payah menyusun isi CV Anda jadi sia-sia hanya karena tampilannya tidak

menarik.Ingat, jika CV Anda memberi kesan bahwa Anda menulisnya dengan sungguh-sungguh, CV

Anda akan diluluskan ke tahap selanjutnya. Anda tentunya pernah mengalami hal seperti ini. Kalau Anda

lewat sebuah toko yang pajangannya di etase tidak menarik, Anda mungkin tidak memperhatikan toko itu.

CV Anda adalah etalase yang menampilkan karir Anda. Jangan biarkan perekrut melewatinya begitu saja.

Menjawab Pertanyaan Interview dengan Humor

Beberapa pertanyaan bisa dijawab dengan humor, terutama jika jawaban yang rasional tidak akan

mampu menghilangkan kecemasan pewawancara. Jika Anda terjebak dalam keadaan seperti ini, tunjukan

bahwa pertanyaan yang diajukan (dan kekhawatiran yang terkandung di balik pertanyaan itu) tidak jadi

masalah buat Anda, dan dengan demikian juga tidak jadi masalah bagi pewawancara dan perusahaan.

Meski penggunaan humor dalam interview sebenarnya cukup berisiko, dan juga tidak mudah

untuk mengaplikasikannya secara tepat, namun humor bisa menjadi alat yang tepat untuk mengatasi

pertanyaan sulit. Yang harus diingat adalah jangan menggunakan humor jika hubungan Anda dengan

pewawancara masih sangat formal dan kaku. Jika hubungan sudah mulai mencair Anda boleh

menggunakan humor sedikit-sedikit dan dengan sangat hati-hati. Penggunaan humor yang tepat bisa

membuat pewawancara terkesan pada Anda.

Contohnya, jika Anda diberi pertanyaan, “Apakah Anda ingin duduk di kursi saya suatu hari nanti?” Anda

bisa memberi jawaban, “Ya, jika Anda mendapatkan kursi yang lebih nyaman!”




Empat Kekhawatiran Pewawancara

Sebelum belajar cara menjawab pertanyaan wawancara kerja, kita perlu tahu empat hal yang

menjadi kekhawatiran pewawancara. Kalau kita paham ini, kita jadi tahu bahwa di balik setiap pertanyaan

wawancara sebenarnya ada suatu kekhawatiran dari orang yang menanyakan itu. Dengan memahami

keempat kekhawatiran tersebut, kita dapat memberi jawaban untuk menangkis kekhawatiran itu.

Kekhawatiran 1:

Apakah Anda Bisa dan Mau Mengerjakan Pekerjaan Ini?

Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:

Apakah Anda punya keterampilan/skill yang dibutuhkan agar bisa ikut berkontribusi untuk mencapai

tujuan perusahaan/organisasi dalam jangka waktu tertentu?

1. Apakah ada bukti Anda bisa mengerjakan pekerjaan ini di tempat kerja dulu? Jika ya, seberapa

besar keberhasilan Anda, dan masalah apa yang Anda hadapi? Apakah masalah yang pernah Anda

hadapi itu membuat Anda lebih berkembang atau menghambat Anda?

2. Jika Anda belum pernah melakukan pekerjaan ini, apakah ada bukti yang meyakinkan bahwa

Anda benar-benar memiliki keterampilan/skill yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini?

3. Apakah Anda akan mencurahkan seluruh perhatian Anda pada perusahaan/organisasi? Apakah

Anda seorang yang loyal, pekerja keras, atau seorang yang bekerja sesuai suasana hati (mood),

sering absen dan terlambat masuk kantor?

4. Apakah Anda akan meninggalkan perusahaan sebelum memberi kontribusi bagi

perusahaan/organisasi yang telah mengivestasikan waktu dan dana dalam proses rekrutmen atau

training?

Kekhawatiran 2:

Siapakah Anda? Bagaimana Karakter Anda? Antara lain:

Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:

1. Apa yang membuat Anda marah?

2. Apakah Anda kreatif?

3. Apakah Anda seorang pemimpin?

4. Apa hobi/minat Anda?

5. Apakah Anda suka membaca?

6. Apa yang membuat Anda unik?

Kekhawatiran 3:

Apakah Anda Bisa Bergaul dengan Staf Lain?

Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:

1. Apakah Anda bisa menyesuaikan diri dan bisa bekerja dalam tim? Adakah bukti yang

meyakinkan?

2. Apakah Anda akan bisa memberi pengaruh positif terhadap sesama rekan kerja, atau akan

menyebabkan friksi, menyurutkan motivasi kerja, atau membicarakan hal-hal negatif tentang

perusahaan?

3. Apakah Anda bisa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan yakni dalam hal tingkah laku,

nilai-nilai, kepribadian?

4. Bagaimanakah pendapat Anda tentang atasan Anda yang dulu/sekarang?

Kekhawatiran 4:

Apakah Perusahaan Mampu Membayar Anda?

Pertanyaan yang biasa diajukan antara lain:

1. Apakah skala gaji untuk pekerjaan ini sejalan dengan jumlah gaji Anda sebelumnya?

2. Apakah jumlah gaji yang Anda inginkan sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan?

3. Apakah Anda bersedia menurunkan jumlah gaji yang Anda inginkan?
Rahasia dan trik ekstrim wawancara kerja 9.4 out of 10 based on from 43.222 ratings. 1 user

0 comments:

Post a Comment

chabib. Powered by Blogger.

Followers